Menyusuri Bodjongweg Semarang

Hai!
Semoga Teman Jalan selalu sehat dan bahagia!

Sabtu, 5 Oktober 2019 saya ikut walking tour Bersukariawalk rute Bodjongweg yang sekarang kita kenal dengan nama Jalan Pemuda.  Bodjongweg berasal dari kata 'bod' yang  artinya kapal dan 'jong' yang artinya pemuda jika diartikan maka bodjong adalah anak buah kapal (ABK), sedangkan 'weg' adalah jalan (eng: road).

Mengapa dinamakan Bodjongweg? "Semarang terkenal sebagai kota pelabuhan, dahulu para ABK yang sedang rekreasi memilih untuk menghabiskan waktu di sepanjang jalan ini yang sekarang kita kenal dengan Jalan Pemuda," jelas Mbak Alif, storyteller Bersukariawalk.

Jalan Pemuda dimulai dari Titik Nol Kilometer sampai Lawang Sewu yang terdapat banyak tempat bersejarah mulai dari resto, pusat perbelanjaan, perusahaan penerbitan, perusahaan gas, bioskop, dan masih banyak lagi.

Semarang Walking Tour

BODJONGWEG

Rute Bodjongweg: titik temu di Sri Ratu ➝ Toko Oen ➝ Ace Hardware ➝ Nam Bie ➝ De Koning ➝ Bank Mandiri Pemuda ➝ PT. Perusahaan Gas Negara ➝ PLN Pemuda ➝ Pertamina Pemuda ➝ Paragon Mall ➝ BAPPEDA Jawa Tengah ➝ SMA 5 Semarang ➝ SMA 3 Semarang ➝ Balai Kota ➝ DP Mall ➝ Lawang Sewu ➝ berakhir di Tugu Muda

Jalannya lurus terus, menyeberang, melewati jembatan, menunggu lampu merah, dan naik-turun trotoar Jalan Pemuda yang tinggi. Lumayan untuk olahraga mengencangkan paha dan betis, hehe.

Toko Oen

Toko Oen Semarang didirikan pada tahun 1935. Sebelumnya pertama kali didirikan di Yogyakarta lalu mendirikan cabang di Jakarta dan Malang. Saat ini Toko Oen hanya ada di Semarang dan Malang dengan kepemilikan yang berbeda.

Menu yang ada di Toko Oen adalah bestik lidah sapi, nasi goreng, steak, pasta, soup, dan salad. Teman Jalan jangan lupa mengicipi es krim, poffertjes, kroket, lumpia, dan cookies. Cookies Toko Oen terkenal lembut, renyah, dan enak.

Es krimnya memiliki berbagai varian rasa seperti coklat, vanilla, kopyor, rum raisin, tutti frutti, dan masih banyak lagi. Poffertjes juga memiliki topping yang bervarian seperti coklat-keju, keju, coklat, dan plain. Es krim Tutti Frutti dan Poffertjes coklat-keju adalah dua menu favorit saya di Toko Oen.

Es Krim Tutti Frutti
Foto: dokumentasi pribadi (2018)

Toko Oen masih mempertahankan orisinalitas gaya bangunan dan interior yang bernuansa Belanda. Ini dilakukan untuk mengenang leluhur dan tempat yang memiliki banyak kenangan jadi tidak semata-mata hanya untuk kepentingan bisnis.

Ace Hardware

Foto: seputarsemarang.com

Ace Hardware dulunya adalah bangunan milik Van Dorp. Van Dorp adalah toko buku yang merangkap sebagai penerbit juga. Van Dorp berdiri di Jakarta lalu membuka cabang di Surabaya, Semarang, dan Bandung. 

Sebelum berubah nama menjadi Toko Buku Ratna, awalnya bangunan ini dinamakan Felix namun karena adanya sentimen antibarat dari Soekarno maka toko ini diubah namanya menjadi Ratna.

Bank Mandiri Cabang Pemuda

Foto: dokumentasi pribadi

Dulu gedung Bank Mandiri cabang Pemuda ini bernama Pacific Motor Company sejak tahun 1990-an. Jauh sebelum menjadi Pacific Motor Company, gedung ini berfungsi sebagai Waningbureau (agen properti/perumahan).

Gambar: Bersukariawalk

Gedung ini sempat terbengkalai hingga akhirnya direnovasi untuk difungsikan sebagai bank. Di area depan terdapat banyak ATM, ada juga ATM dengan nominal minimal penarikan Rp20.000 jadi Teman Jalan kalau ada yang perlu pecahan Rp20.000 dan kebetulan berada di area Jalan Pemuda bisa tarik tunai di sini.

PT. Perusahaan Gas Negara

PT. Perusahaan Gas Negara
Foto: dokumentasi pribadi

Tempat ini dulunya adalah pabrik gas pada masa kolonial Belanda bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij. Sekarang tempat ini dijadikan gudang gas elpiji.

Saya mendapat cerita menarik mengenai tempat ini pada masa kolonial Belanda. Menurut Mbak Alif, dulu perusahaan Nederlansche Indische Gas Maatschappij mendistribusikan gas melalui pipa-pipa dan penerangan sepanjang Jalan Pemuda menggunakan semacam *sentir berbahan bakar gas.

Pertamina Pemuda

Gedung Pertamina Pemuda
Foto: dokumentasi pribadi

Dulu gedung ini bernama Bataafsche Petroleum Maatschappij yaitu anak perusahaan minyak Royal Dutch Shell. Gedung Pertamina ini dibangun sekitar tahun 1930an.

Paragon Mall

Tidak masuk ke Paragon Mall hanya di trotoarnya saja, hehe. Di bawah pohon trotoar Paragon Mall, Mbak Alif menceritakan tentang sejarah gedung dan areanya sebelum menjadi Paragon Mall.

Dulu namanya Sociëteit Harmonie, sebuah tempat yang berfungsi sebagai tempat nongkrong dan bergaul masyarakat kalangan atas Eropa. Tidak hanya bergaul saja, biasanya ada acara pesta dansa, pesta makan, dan tak ketinggalan juga tempat ini dilengkapi dengan fasilitas hiburan lainnya.

Sociëteit Harmonie te Semarang
Sumber: KITLV A194 digitalcollections.universiteitleiden.nl

Bagus, ya, gedungnya... sayang sudah lenyap sekarang diganti dengan mall. Kalau jaman sekarang bisa menjadi tempat Instagramable, sama seperti Pasar Sentiling dulu.

Sociëteit Harmonie berubah nama menjadi Gedung Rakyat Indonesia Semarang (GRIS) pasca kemerdekaan. GRIS juga sempat menjadi bioskop dan di belakang GRIS ada gedung kesenian Jawa. "Saat menjadi bioskop GRIS, penonton bisa lewat pintu belakang dan uniknya camilan saat itu bukan popcorn tapi kacang sangan asin yang sampai sekarang masih dijual yaitu Kacang Sangan Gris atau Kacang Gris," jelas Mbak Alif. Teman Jalan bisa membeli Kacang Gris di seberang Paragon Mall, di sana ada kios warna hijau dengan spanduk Kacang Sangan Asin Gris (maaf, tidak saya foto karena lalu lintasnya terlalu ramai).

Gedung kesenian Jawa yang ada di belakang GRIS terkenal dengan wayang wong (wayang orang) Ngesti Pandawa yang berjaya sekitar tahun 1970an-1980an, lalu Ngesti Pandawa pindah ke Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) di Jalan Sriwijaya sampai sekarang. Walau sekarang sudah berubah menjadi mall, nama GRIS tetap hidup karena dipakai sebagai nama resto di Hotel Crowne Plasa.

DP Mall

Apakah ada lagi bangunan bersejarah yang dijadikan mall selain Paragon Mall? Ada Duta Pertiwi Mall yang kita kenal dengan DP Mall. Serius? Serius.

Dulunya area ini adalah panti asuhan dari yayasan sosial Hindia Belanda dengan ciri khas gerbangnya. Gerbangnya masih ada walau replikanya saja, ini dilakukan agar nilai sejarahnya tidak hilang. Mungkin Teman Jalan heran dengan gerbang yang keberadaannya kurang estetik dengan DP Mall, hehe. Sekarang jadi tahu, kan, gerbang itu dulunya apa 😊

Gambar: Bersukariawalk

Jalan-jalan kami berakhir di taman Tugu Muda, Mbak Alif menjelaskan sejarah Tugu Muda, Katedral Semarang, Museum Diponegoro, Wisma Perdamaian, dan UDINUS.
--------------------------

Trek jalannya lurus terus sampai Tugu Muda tapi tidak terasa jauhnya. Hanya harus lebih bersabar karena sering menyeberang, menunggu lampu merah, dan naik-turun trotoar. Teman Jalan patuhi rambu lalu lintas, ya, jangan asal menyeberang karena lalu lintas di sekitar titik Pertamina dan Paragon Mall sangat ramai.

Saya kali pertama ikut rute Bodjongweg, dulu seingat saya dua kali daftar tapi saya batalkan jadi baru ikut sekarang. Pesertanya banyak, ada juga peserta yang datang dari Bandung dan ada peserta anak-anak yang aktif berkomunikasi selama walking tour.
Terima kasih untuk keseruan dan kesabaran kalian menunggu lampu merah, haha, berasa jadi grup penunggu lampu merah.

Grup Bodjongweg
Foto: Bersukariawalk

Grup Bodjongweg
Foto: Bersukariawalk

Grup Bodjongweg di depan Gedung Balai Kota
Foto: Bersukariwalk

Grup Bodjongweg di depan Gedung Balai Kota
Foto: dokumentasi pribadi

Kami didampingi storyteller Mbak Alif, berjumpa lagi setelah rute Het Zuiden Kota Lama di Festival Kota Lama Semarang. Terima kasih, Mbak Alif!

Mbak Alif-Storyteller Bersukariawalk
Foto: dokumentasi pribadi

Bonus foto senja di Tugu Muda untuk Teman Jalan, eeaaa~

Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi

*sentir: lampu kecil berbahan bakar minyak

Senja di taman Tugu Muda cantik loh 👍
Yuk, jalan!



Speak Yourself
💜