Het Zuiden Kota Lama Semarang

Halo!

Masih bersama saya di sini melanjutkan jalan-jalan bersama Bersukariawalk di Festival Kota Lama 2019. Baca Het Noorden dulu, baru lanjut yang ini 😉

Ikut rute Het Zuiden hari Kamis (19/9) masih dengan rasa lelahnya bikin tugas kuliah yang aduhai bikin mumet, bagusnya sudah dicicil biar jalan-jalannya santai. Mau ambil Het Zuiden hari Sabtu atau Minggu tapi bentrok sama jadwal kuliah jadi pilih hari Kamis.

Oya, proses registrasinya mudah banget, siapa tahu tahun depan ada lagi agenda Bersukariawalk di Festival Kota Lama Teman Jalan bisa langsung daftar jalan-jalan. Teman Jalan tinggal masuk ke website atau melalui pranala yang tercantum di Instagram/media sosial Bersukariawalk ➝ pilih jadwal rute ➝ isi formulir & submit ➝ tunggu surel konfirmasi masuk ➝ selesai!. Santai, Bersukariawalk akan mengonfirmasi kedatangan Teman Jalan sehari sebelum jadwal rute yang Teman Jalan pilih. Lalu saat Teman Jalan registrasi ulang di booth tunjukkan surel konfirmasinya.

Daftar langsung di booth juga bisa tapi mohon mendaftar 10-15 menit sebelum mulai jalan-jalan dan yang sudah terkonfirmasi ikut mohon jangan terlambat juga.
Yuk, lanjut jalan-jalan!

Semarang Walking Tour

HET ZUIDEN

Rute Het Zuiden: titik temu Hotel Jansen ➝ Spiegel ➝ Semarang Art Gallery ➝ Taman Srigunting ➝ Jiwasraya ➝ Pringsewu Resto ➝ Hero Coffee, Phapros, Rajawali Nusindo (Jl. Kepodang) ➝ Soesmans Kantoor ➝ Monod Huis ➝ Spaar Bank ➝ PT. Perkebunan XV ➝ ex Javasche Bank (Semarang Gallery UMKM) ➝ Taman Garuda ➝ berakhir di Marabunta

Dua objek yang menurut saya paling menarik yaitu Jiwasraya dan Pringsewu Resto. Jiwasraya dengan keunikan arsitekturnya dan dua hal paling pertama di Indonesia yang dimilikinya, sedangkan Pringsewu Resto masih berhubungan dengan Radja Goela asal Semarang yang selalu menjadi cerita menarik.

Jiwasraya

Gedung Jiwasraya
Foto: dokumentasi pribadi

Dulu gedung ini dikenal dengan nama Nederlandshce Indische Leven Sverzeking De Lifrente Maatschappij, bacanya susah ya? agar Teman Jalan mudah mengingat bisa diingat dengan singkatannya NILLMIJ (baca: NILLMY). Gedung NILLMIJ dibangun pada tahun 1916, ini adalah salah satu karya Thomas Karsten juga selain Candi Baru dan Pasar Jatingaleh.

Tiga hal yang menarik dari NILLMIJ adalah NILLMIJ sebagai bangunan berbahan beton pertama di Indonesia, bangunan yang menggunakan lift pertama di Indonesia, dan bentuk bangunan leter L menghadap Gereja Blenduk dan Taman Srigunting seolah-olah 'merengkuh' keduanya.

Ngomong-ngomong soal lift, lift tersebut sudah tidak berfungsi. Dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki dan mengaktifkan kembali lift tersebut sekitar 1,5 miliar rupiah. Apa?! Ini beneran, memang butuh dana sebanyak itu untuk lift tersebut.

Lift
Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi

Selain lift, yang menarik adalah pemandangan dari lantai atas, cantik banget! Apalagi bisa melihat Gereja Blenduk dari sudut pandang yang berbeda dari biasanya. Yolo! Walau hanya bisa sekali seumur hidup setidaknya pernah menikmati momen lihat Gereja Blenduk dari sudut pandang seperti ini. Tetap berhati-hati jika berada di lantai atas ya, Teman Jalan.

Gereja Blenduk dari lantai atas Jiwasraya
Foto: dokumentasi pribadi

Semoga Teman Jalan juga punya kesempatan untuk menikmati pemandangan seperti ini.

Pringsewu Resto

Pringsewu Resto
Foto: dokumentasi pribadi

Tempat yang menarik untuk saya sendiri adalah semua yang berhubungan dengan Oei Tiong Ham dan ayahnya, Oei Tjie Sie, terlebih Pringsewu Resto. Oei Tiong Ham itu siapa? Teman Jalan bisa ikut rute Radja Goela atau membaca singkat mengenai Oei Tiong Ham juga, memang apa hubungannya dengan Pringsewu Resto?

Pringsewu ini dulunya adalah kantor pusat Kian Gwan Kongsi milik Oei Tjie Sien. Ini resto bukan sembarang resto, karena di sini ada peninggalan Oei Tiong Ham berupa dua brankas. Brankasnya juga bukan brankas ukuran kecil tapi brankas sebesar dan setinggi kulkas atau lemari baju. Pintu ruang brankas pun tebal dan berat.

Pintu Ruang Brankas
Foto: dokumentasi pribadi

Brankas
Foto: dokumentasi pribadi

Pengen tahu isinya apa? Kosong... kosong... kosong... hehe, ya, siapa tahu ada cupilan seuprit berlian nyempil di sudut brankas waktu ambil foto 😁

Bagian Dalam Brankas
Foto: dokumentasi pribadi

Terbayang harta yang dimiliki Oei Tiong Ham dan Oei Tjie Sien sampai punya brankas sebesar dan setinggi itu... Itu baru di Pringsewu, belum brankas di dalam Phapros... eh, jangan dibayangkan... berat.

Keluar dari Pringsewu, kami menuju ke Jalan Kepodang. Di sini ada juga bangunan-bangunan yang dulu dimiliki oleh Oei Tiong Ham yang sekarang menjadi Hero Coffee, Phapros, dan Rajawali Nusindo.

Foto: dokumentasi pribadi

Foto: dokumentasi pribadi

Sudah jangan dibayangkan seberapa banyak kekayaan dan aset yang dimiliki beliau. Memang sangat menarik untuk mengulik kisah perjalanan bisnis dan kehidupan Oei Tiong Ham, ya.

Saat di Taman Garuda, Mbak Alif menjelaskan tentang sumur kecil tapi memiliki dampak positif bagi warga sekitar Kota Lama. Saat terjadi wabah kolera, warga sekitar Kota Lama membutuhkan fasilitas air bersih sehingga dapat mengurangi dampak wabah kolera maka dibuat sumur air bersih di Kota Lama dekat Taman Garuda dan satu sumur di dekat Taman Srigunting. Sampai saat ini sumur tersebut masih digunakan warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk dijual.

Foto: dokumentasi pribadi

Setelah istirahat, kami meneruskan jalan-jalan ke Marabunta sebagai titik akhir walking tour kami, sayang teman-teman peserta rute Het Zuiden belum berkesempatan masuk ke dalam gedung Marabunta karena di Marabunta sedang ada persiapan untuk lomba dansa. Panitia hanya mengijinkan untuk melihat interior gedung dari pintu saja. Semoga teman-teman yang belum berkesempatan masuk bisa masuk lain waktu.

Terima kasih untuk teman-teman peserta rute Het Zuiden, yang adem ayem mantul sekali! kali ini sore hari temperatur udaranya sekitar 32℃ masih dalam temperatur yang wajar. Ada tapinya juga, saya merasa lebih capek. Teman Jalan bisa lihat temperatur udara tersebut di papan digital Taman Srigunting.

Foto: Bersukariawalk

Foto: Bersukariawalk

Terima kasih, Mbak Alif. Waktu perkenalan agak kaget karena sepintas mirip dengan teman karib, hehe. Semoga bisa bertemu di rute yang lain 😉 Selalu sehat, Mbak Alif. Terima kasih juga untuk volunteer yang menemani kami sepanjang rute Het Zuiden dan maaf masih sempat menunggu saya tanya-tanya furnitur di galeri pameran Jepara, saya jadi peserta terakhir.

Mbak Alif-Storyteller Bersukariawalk
Foto: dokumentasi pribadi

Untuk Teman Jalan yang belum ikut walking tour, ayo ikut!. Bobo bilang bermain sambil belajar, kalau Bersukariawalk kita berjalan, berteman, ngobrol santai, dan 'cekrek upload' sambil belajar. Asyik loh! Ikut jadwal reguler juga bisa, tinggal cusss buka pranala dan daftar!


Jumpa di rute lainnya, ya!
Yuk, jalan!




Speak Yourself
💜