SUKA JAJAN, SUKA JALAN!
Hai, jumpa lagi! Jumpa saya kembali!
Saya mau ajak kalian jajan lewat tulisan, hehe. Senang bisa dapat kesempatan jajan bersama Bersukariawalk tanggal 30 Juni 2019, berasa hedon di tanggal tua. Jajannya murah meriah, street food. SOP-nya, jiah SOP... kita bisa pakai cara traktir atau patungan satu untuk semua lumayan kan di tanggal tua masih bisa jajan dan tidak buang-buang makanan. Kalau mau jajan untuk pribadi juga silakan.
Jajan apa saja? Yuk cusss langsung meluncur ke beberapa tempat jajan!
Semarang Walking Tour
SUKA JAJAN
Bagaimana spotnya? Ciamik? Tenang, tetap murah meriah loh.
Kami berkumpul di depan Pujasera Klenteng Tay Kak Sie, hanya kumpul saja tidak dengan jajan, hehe. Kami dibagi dalam tiga grup yaitu grup Oranye, Hijau dan Ungu karena jumlah pesertanya banyak didampingi oleh tiga storytellers mbak Tia, mbak Nadin dan mbak... (waduh maaf lupa namanya ✌). Saya masuk di grup Hijau awalnya grup Oranye tapi pingin satu grup sama Nindi ya sudah diganti jadi grup Hijau yang didampingi mbak Tia.
Kami diajak masuk ke klenteng Tay Kak Sie untuk mengenal klenteng ini secara garis besar kalau mau mengenal klenteng ini lebih dalam lagi memang harus banyak menyiapkan waktu.
Kopi Alam
Kami mulai berjalan ke Gang Warung lokasi Kopi Alam tepatnya di seberang Rasa Dharma. Kopi Alam ini mempunyai menu kopi yang unik yaitu Kopi O, Kopi O berasal dari kata Kopi Original. Uniknya cara penyajian Es Kopi O adalah esnya bukan es kristal/es batu tapi asli es kopi (lihat foto di bawah), tempatnya bersih dan pelayanannya baik. Saya bertemu mbak Ulin juga, ikut jalan-jalan begini pasti bertemu juga dengan teman lainnya.
Es Kopi O di Kopi Alam Foto: dokumentasi pribadi |
Grup Hijau Foto: dokumentasi pribadi |
Liang Teh
Penjual Liang Teh Foto: dokumentasi pribadi |
Es Liang Teh Foto: dokumentasi pribadi |
Léker
Léker khas Jawa Timur yang kita temukan, mampir sebentar sambil berteduh. Léker berasal dari bahasa Belanda lekker yang artinya enak. Mbak Tia bercerita bahwa dulu orang Belanda suka sekali makan kue lalu berkata "lekker!", penduduk lokal (pribumi) salah mengira jika kue yang dimakan orang Belanda itu disebut lekker. Hasilnya sampai saat ini kue ini disebut Léker. Memang beda dari yang sering kita makan tapi rasanya tetap enak. Harganya kurang tahu karena ditraktir Nandi dan Nindi satu porsi untuk bertiga, saya hanya mencicipi dan mengambil foto 😊.
Léker Foto: dokumentasi pribadi |
Pia Yong-Yen
Toko Pia Yong-Yen Foto: dokumentasi pribadi |
Pia Yong-Yen Foto: dokumentasi pribadi |
Nasi Ayam Bu Pini
Nasi Ayam murah meriah Rp10.000/porsi sebenarnya kalau dilihat porsinya sedikit tapi begitu dimakan terasa kenyang. Kalau beli setengah porsi hanya menggelitik kerongkongan, menurut saya. Maaf, tidak ada foto Nasi Ayam karena lapar jadi langsung makan. Sudah kali kedua ke sini, yang kali ini sambel kreceknya seuhah! gila pedasnya nonjok!.
Foto: mbak Tia-Storyteller Bersukariawalk |
Makuta Jamu Cafe
Makuta Jamu Cafe Foto: dokumentasi pribadi |
Es Krim Jamu? Jamu dijadikan es krim? Memang ada? Iya dong! *kibas sendok es krim*, enak!.
Harga, menu jamu, dan rasa bervariasi kalau es krimnya mulai dari Rp17.500/cup/skup (koreksi jika salah). Es krim jamunya ada rasa Beras Kencur, Kunyit Asam, dll. Jamu yang diminum langsung juga bervariasi dan ada yang disajikan dalam kemasan siap dibawa pulang.
Saya mengicipi es krim jamu rasa Kunyit Asem, harganya kurang tahu karena hasil traktiran Nandi satu cup untuk bertiga, hehe. Rasa kunyit asemnya enak tapi kalau dimakan dengan biskuitnya justru rasa kunyit asemnya jadi hambar. Kembali lagi selera orang berbeda-beda jadi sesuaikan dengan selera kalian, ya.
Es Krim Jamu Kunyit Asem foto: dokumentasi pribadi |
Hayuklah jajan!