Jalan-jalan Pagi di Candi Baru

Hi!

Minggu, 21 April 2019 saya berkesempatan ikut walking tour lagi bersama Bersukaria Walking Tour (selanjutnya saya singkat menjadi Bersukariawalk) jalan-jalan di kawasan Candi Baru Semarang. Saat walking tour Simpang Lima saya berhujanria, hari Minggu saya dijodohkan kembali dengan panasnya Semarang. Siap-siap beradaptasi dengan cuaca terutama dengan panasnya Semarang, jangan lupa bawa topi atau payung, kalau perlu pakai sunblock/sunscreen. Ini tuh benar jalan kaki? Iya, namanya saja 'walking', hehe. Kuat? Kuat say~. Lanjut jalan-jalannya? Lanjut~. Ada waktu istirahatnya juga jadi tidak perlu khawatir, yang penting bekal air minum.

Semarang Walking Tour

CANDI BARU

Rute walking tour Candi Baru: titik temu di RS. Elisabeth ➝ Taman Diponegoro ➝ jalan S. Parman ➝ Hotel Candi Baru di jl. Rinjani ➝  Goodfellas ➝ Ereveld Candi. Menurut saya sendiri rutenya pendek tapi kontur kawasan Candi Baru yang berbukit jadi terasa jauh dan lama. 

Apa yang menarik dari rute Candi Baru? Selain sejarah, kita bisa tahu siapa saja saudagar crazy rich Semarang pemilik rumah-rumah gedong (mewah) di kawasan Candi Baru sekaligus mendapat inspirasi contoh arsitektur rumah kalau kalian ingin membangun rumah. Tidak ada salahnya bermimpi dimulai dari memilih arsitektur yang cocok, kawan. Bagi saya, Ereveld Candi yang menjadi primadona karena dari dulu saya penasaran dengan Evereld Candi, tertarik dengan permakamannya yang bersih, rapi dan manajemennya yang bagus.

Kawasan Candi Baru

Foto: dokumentasi pribadi

Hal yang menarik dari kawasan Candi Baru adalah di balik rumah-rumah megah ada kawasan perumahan penduduk biasa yang  terhimpit oleh rumah-rumah megah tersebut. Rancangan kawasan Candi Baru oleh Thomas Karsten juga memberikan dampak bagi lingkungan sosial yaitu munculnya kesenjangan sosial seiring berjalannya waktu dan perkembangan perekonomian daerah.

Kesenjangan sosial sudah ada dari jaman dulu, bukan hal yang baru di era sekarang ini. Manfaat belajar sejarah salah satunya bisa mengetahui dampak sosial dan perkembangan lingkungan sekitar dari dulu sampai sekarang terutama di kawasan Candi Baru.

Ereveld Candi

Ereveld Candi
Foto: dokumentasi pribadi

Ini dia primadona rute Candi Baru bagi saya, Ereveld Candi. Saya dari dulu penasaran dengan Ereveld Candi maupun Ereveld Kalibanteng. Saya tertarik dengan Ereveld Candi & Ereveld Kalibanteng karena bersih, rapi dan manajemennya.

Etika berkunjung ke permakaman terutama permakaman terhormat seperti Ereveld Candi dan Ereveld Kalibanteng adalah jika kalian ingin mengunggah foto nisan di dunia maya disarankan untuk mengaburkan nama yang tercantum di nisan tersebut untuk menghargai keluarga mereka, jangan buang sampah sembarangan dan merusak properti. Jangan berisik di area permakaman juga, ya.

Bedanya dengan Ereveld Kalibanteng adalah peruntukannya. Ereveld Candi permakaman khusus untuk para tentara KNIL, sedangkan Ereveld Kalibanteng adalah permakaman untuk warga sipil termasuk wanita dan anak-anak Belanda dan Indonesia yang menjadi korban Perang Dunia II.

Tentara-tentara KNIL tidak hanya berasal dari Belanda tapi dari berbagai daerah dan latar belakang keyakinan yang dianut mereka pun berbeda. Kita bisa mengetahui asal tentara-tentara KNIL tersebut dari identitas nisan mereka contohnya AMB menandakan Ambon (saya mencontohkan dari nisan terdekat dari tempat saya berdiri). Lalu kita bisa mengetahui keyakinan yang dianut para tentara KNIL juga dari bentuk nisan yang tidak semuanya berbentuk salib. Maaf, saya tidak menampilkan foto nisan secara utuh di sini karena saya menghargai mereka jadi saya mencantumkan gambar bentuk-bentuk nisan saja, ya.

Foto: dokumentasi pribadi

Ada dua kegiatan pembersihan permakaman yaitu pembersihan area pemakaman yang dilakukan setiap hari dan pembersihan nisan yang terbuat dari beton dengan cara dilap. Kalau catnya sudah mengelupas akan diganti dengan cat yang baru, semuanya terpantau. Coba bayangkan membersihkan nisan sebanyak itu, pasti waktu yang dibutuhkan tidak sebentar jadi saya berharap pada teman-teman jangan ada yang merusak properti apa pun yang ada di area permakaman saat berkunjung.

Kalau kalian ingin tahu anggota keluarga kalian dulunya tentara KNIL atau warga sipil korban Perang Dunia II dimakamkan di mana, kalian bisa menghubungi petugas Ereveld Candi atau Ereveld Kalibanteng kalau kalian berdomisili di Semarang. Petugas akan membantu kalian menelusurinya berdasarkan data-data yang mereka punya. Ereveld tidak hanya ada di Semarang, kalian bisa menemukannya juga di Bandung, Jakarta dan Surabaya bahkan di luar negeri juga ada.

Memang bisa menelusuri data-data mengenai keberadaan makam anggota keluarga? O~ tentu bisa, wahai kisanak!. Urusan filing mulai dari pengumpulan, klasifikasi, penyimpanan, penempatan dan pemeliharaan data, Belanda itu jagonya, rapi jali!. Di Ereveld Candi ada pendopo kecil, di sana ada satu meja yang berisi folder-folder data dari setiap ereveld dan satu folder untuk ereveld di luar negeri (saya lupa negara mana saja). Kertasnya dipres agar tidak cepat rusak.

Ada buku tamu juga untuk mencatat kunjungan, mulai dari tanggal kunjungan sampai pesan dan kesan kunjungan. Donasi untuk perawatan juga ada, donasi bisa disalurkan lewat rekening setelah mengisi kartu donasi atau bisa langsung dimasukan ke dalam amplop yang sudah disediakan. Boleh ambil brosurnya juga. Bahasa tertulis yang digunakan adalah bahasa Belanda dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris bahkan ada yang tidak diterjemahkan sama sekali. Harap dirapikan dan dikembalikan lagi ke tempatnya semula ya setelah melihat-lihat isi folder. Nyaman dilihat kalau rapi seperti ini.

Foto: dokumentasi pribadi

Kunjungan juga dibuka untuk umum, silakan berkunjung sesuai jadwal yang ditentukan dan patuhi aturan yang ada agar sama-sama nyaman, petugas nyaman menyambut kunjungan terus kalian juga nyaman saat berkunjung. Petugas yang bertugas kemarin adalah orang lokal Semarang, beliau ramah dan siap memberi info seputar Ereveld Candi jadi jangan takut atau ragu untuk bertanya kepada beliau.

Foto: dokumentasi pribadi

Menarik, ya, permakaman kehormatan Ereveld Candi, banyak hal yang bisa didapatkan di sini mulai dari sejarah, manajemen tata ruang, kebersihan dan manajemen filing. Area permakaman bisa teratur jika manajemennya juga baik dan teratur. Setelah Ereveld Candi, kalian bisa menyambung kunjungan ke Ereveld Kalibanteng, orang Semarang sering menyebutnya Kerkop. Saya belum tahu kenapa bisa orang Semarang menyebutnya Kerkop, ada yang bisa menjelaskan?.

Cerita pengalamanku jalan-jalan di kawasan Candi Baru yang kontur tanahnya berbukit dan belajar sejarah lebih menyenangkan lewat walking tour cukup sampai di sini dulu. Semoga bisa bermanfaat ya untuk kalian 😉. Tertarik? Yuk, jalan-jalan!.

Pakai sepatumu, ambil kameramu, dan mari jalan-jalan!



Speak Yourself
💜