Bertemu Wayang Kulit di Desa Pucung, Wukirsari, Bantul (2)

Hai, Teman Jalan!

Sebelumnya saya sudah berbagi mengenai potensi wisata Desa Pucung, cara menuju Desa Pucung, dan alat transportasi yang digunakan menuju Desa Pucung di sini. Sekarang saya berbagi mengenai aktivitas yang bisa kalian lakukan selama berada di Desa Pucung dan amenitas yang ada di Desa Pucung.

Aktivitas apa saja yang bisa kalian lakukan di Desa Pucung?

Proses pemasangan gapit wayang kulit


Proses pengemasan wayang kulit siap jual



Kalian tidak hanya sekadar diajak untuk melihat proses pembuatan wayang kulit dari mengukir sampai dikemas siap untuk dijual tapi kalian juga diajak untuk praktek mengukir (menatah) atau mewarnai (menyungging) kerajinan kulit contohnya pembatas buku.

Seni pertunjukan wayang kulit tidak lengkap tanpa musik gamelan, kalian dapat belajar seni Karawitan secara langsung bersama kelompok Karawitan di Desa Pucung. Jika kalian datang sebagai rombongan wisatawan lalu menginap di Desa Pucung, pendamping dari Desa Pucung akan mengajak kalian jalan-jalan berkeliling desa, tracking ke bukit, dan menyusuri persawahan di sekitar desa.

Kalau kalian senang fotografi, kalian bisa menyalurkan hobi kalian di Desa Pucung dengan mengikuti kegiatan keseharian pengrajin wayang kulit dan alam perbukitan di sekitarnya yang terkenal dengan sebutan seribu gunung.

Amenitas apa saja yang ada di Desa Pucung?

Pendopo Wisata Wayang

Amenitas berkaitan dengan berbagai fasilitas yang tersedia selain akomodasi untuk memenuhi kebutuhan kalian sebagai wisatawan di objek wisata yaitu toko oleh-oleh, rumah makan, sarana ibadah, jaringan komunikasi, toilet, dll. Selain akomodasi, Desa Pucung sejauh ini memiliki toko/galeri kerajinan wayang kulit, sarana ibadah berupa masjid, pendopo Wisata Wayang Kulit, toilet, jaringan komunikasi dan area parkir.

Toko/galeri kerajinan wayang kulit terdapat di setiap rumah penduduk Desa Pucung, sentra kerajinan wayang kulit Desa Pucung juga menjadi bagian dari industri rumah tangga. Selain wayang kulit, toko/galeri menyediakan oleh-oleh kerajinan kulit bertema wayang berupa gantungan kunci, kipas, hiasan dinding, pembatas buku, kap lampu, hiasan gantung (biasanya dipasang di spion dalam mobil itu loh... namanya apa ya?), hiasan meja, dan lain-lain. Kalian bisa memesan oleh-oleh tersebut  sebagai sovenir dalam jumlah besar. Harganya juga terjangkau tergantung dari bahan, halus atau tidaknya ukiran dan ukuran.

Rumah makan selalu ada di sekitar objek wisata, tidak ada rumah makan setidaknya ada kios jajanan tapi lain halnya dengan Desa Pucung belum tersedia rumah makan atau kios jajanan. Kalian dapat menemukan rumah makan di sekitar jalan Imogiri Timur sampai ke daerah Dlingo. Jangan lupa mencicipi Tiwul Ayu yang enak dengan berbagai pilihan rasa dan harganya terjangkau, bikin kenyang juga.

Sarana ibadah berupa masjid juga tersedia di dekat bale dusun sehingga memudahkan kalian untuk melaksanakan ibadah. Toilet ada di area pendopo Wisata Wayang dan rumah penduduk, kalian tidak perlu khawatir. Desa Pucung tidak memiliki lokasi khusus untuk toilet umum karena penduduk merasa kurang perlu untuk membangunnya karena memerlukan tenaga kebersihan secara bergantian yang menurut mereka kurang berhasil untuk dilakukan.

Pendopo Wisata Wayang berfungsi untuk titik berkumpul rombongan wisatawan yang mengadakan aktivitas wisata di Desa Pucung selain di bale dusun. Pendopo Wisata Wayang dilengkapi dengan pendopo utama, toilet, galeri dan ruang serba guna. Area parkir yang luas juga terdapat di sekitar pendopo Wisata Wayang.

Guys, di sana sinyalnya bagus atau gak? Internet lancar jaya? Biar aku bisa langsung cekrek upload fotoku di media sosial, begitu kira-kira kalo kita pergi ke suatu objek wisata pasti yang dipikirkan pertama kali adalah jaringan komunikasi. Bersyukur seiring berjalannya waktu jaringan komunikasi di Desa Pucung membaik dengan stabilnya semua jaringan penyedia layanan komunikasi. Kondisi ini sangat menguntungkan penduduk dan wisatawan.

Dahulu sebelum ada perkembangan jaringan komunikasi, Desa Pucung hanya mampu menerima jaringan penyedia layanan komunikasi tertentu sehingga penduduk harus naik ke bukit terdekat untuk mendapat sinyal. Aku sendiri pernah mengalami sinyal naik-turun dari penyedia layanan komunikasi yang terkenal bagus hingga pelosok, tapi sejak beberapa bulan lalu jaringannya sudah stabil.

Komunikasi verbal adalah hal penting terutama di objek wisata budaya dan minat khusus pasti membutuhkan local guide untuk mendampingi wisatawan. Setiap warga Desa Pucung yang memiliki toko/galeri kerajinan wayang kulit juga berperan menjadi local guide, mereka memiliki kemauan keras untuk berkomunikasi dengan wisatawan.

Pengrajin wayang kulit memiliki kesulitan saat berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara karena mereka kurang memiliki keterampilan berbahasa asing terutama bahasa Inggris. Pengrajin wayang kulit merasa terbantu jika wisatawan mancanegara datang bersama dengan teman asal Indonesia sebagai penerjemah. Kalo kalian datang dengan teman bule, kalian sangat membantu pengrajin wayang kulit untuk berkomunikasi lho.

Pengrajin wayang kulit berusaha mencetak keterangan mengenai tokoh-tokoh wayang di potongan kertas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bagaimana denga tawar-menawar harga? Jika mereka paham, mereka akan langsung bertransaksi. Jika tidak, mereka menggunakan kalkulator atau tulisan sebagai sarananya.

Pelatihan bahasa Inggris hanya diadakan saat ada kegiatan KKL mahasiswa, warga berharap ada pelatihan bahasa Inggris berkelanjutan agar mereka dapat berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara dengan baik. Siapa tau pembaca yang baik berminat untuk mengajarkan bahasa Inggris secara gratis dan berkelanjutan di Desa Pucung.

Atraksi, aksesibilitas, aktivitas dan amenitas Desa Pucung diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kalian sebagai wisatawan yang tertarik pada wisata budaya dan wisata minat khusus, diharapkan juga dapat dikembangkan dengan lebih baik. Saya berharap agar kerajinan wayang kulit tetap hidup walau memang saat ini mereka menghadapi realita bahwa pengrajin generasi muda mulai berkurang, semoga suatu saat nanti ada solusi yang dapat membantu mereka.

Melihat usaha keras mereka untuk melestarikan wayang kulit dan tradisi, membuatku ingin belajar lebih jauh lagi mengenai budaya Jawa, budaya sendiri. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, tidak ada batas waktu untuk terus belajar.

Terima kasih sudah membaca tulisan pengalamanku berkunjung di Desa Pucung yang saya bagi menjadi dua bagian. Seru, ya, bisa tahu lebih banyak tentang Desa Pucung sebagai sentra kerajinan wayang kulit dan objek wisata budaya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kalian, bisa dimanfaatkan untuk referensi objek wisata dan menyumbang ide untuk membantu mengembangkan Desa Pucung sebagai sentra kerajinan wayang kulit dan objek wisata budaya.

Kita belajar dan berbagi pengalaman bersama!
Selamat menjadi pejuang budaya!




Speak Yourself
💜