DI HYANG (DIENG)

komplek-candi-arjuna-dieng
Foto: dokumentasi pribadi

Hai!

Tanggal 28 Juli 2019 saya ikut piknik ke Dieng, baru pertama kali ke Dieng. Kami naik bus ke Dieng, berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 sampai Dieng sekitar pukul 11.00. Harga tiket masuk, parkir, dan makan kali ini tidak semua saya catat karena saya dibayari oleh grup. Teman-teman bisa cek infonya lewat internet. Selama jalan-jalan di kawasan Dieng saya tidak menjumpai angkutan umum dan jarang sekali ada pom bensin, saya sarankan kalian untuk menyewa transportasi dan selalu periksa bahan bakar juga.

Pernah lama tinggal di Lembang dan tiga bulan di Bedugul jadi sudah bersahabat dengan suhu dingin dataran tinggi. Suhu yang dingin sejuk belum sampai dingin ekstrim. Saya juga sudah terbiasa dengan bau belerang Tangkuban Parahu. Uap belerang yang tidak membuat nyaman karena bisa membuat sesak pernafasan.

Dieng Plateau Theater

Dieng Plateau Theater
Foto: dokumentasi pribadi

Objek pertama yang kami kunjungi adalah Dieng Plateu Theater. Teater untuk menonton dokumenter sejarah, geografis, topografi, dan perkembangan Dieng dari masa ke masa. Bagi saya, area teaternya kurang luas sehingga antrian wisatawan yang menunggu giliran menonton berjejalan dan toilet yang kurang bersih. Kalau di dalam ruangan teaternya sendiri saya kurang nyaman karena sempit, AC mati yang membuat ruangan menjadi pengap, dan perilaku wisatawan yang tidak bisa tertib.

dieng-plateau-theater
Dieng Plateau Theater
Foto: dokumentasi pribad
i

Perilaku wisatawan yang tidak bisa tertib contohnya dari antrian masuk dan keluar desak-desakan dan saling mendorong, berebutan kursi, dan sudah ada larangan untuk tidak mengambil gambar maupun video saat pemutaran dokumenter tapi tetap saja banyak yang melanggar ambil foto dan video. Iya, gawai wisatawan itu mengganggu sekali saat pemutaran dokumenter, seperti kita menonton di bioskop pasti terganggu kalau ada yang sibuk dengan gawainya.

Lahan parkirnya luas bisa menampung bus besar, bus kecil, mobil dan motor. Sambil menunggu antrian teman-teman juga bisa santai di kios jajanan di samping gedung teater. Mereka menyediakan gorengan, mie instan, minuman, dan Carica papaya. Tidak hanya itu, mereka juga menjual suvenir seperti kaos dan topi serta oleh-oleh lainnya. Jajanan kaki lima juga ada di sekitar area parkir. Lumayan jajanannya bisa untuk mengganjal perut.

Kawah Sikidang

kawah-sikidang-dieng
Kawah Sikidang
Foto: dokumentasi pribadi

Objek ke dua yang kami kunjungi adalah Kawah Sikidang. Bau belerangnya memang kuat tercium sampai di area parkir, tapi saat mendekat ke kawahnya tidak tercium baunya hanya uapnya saja yang bisa menganggu pernafasan. Saran untuk teman-teman bisa turun kembali kalau sudah tidak kuat berjalan-jalan dekat kawah ini, jangan dipaksakan berlama-lama.

Banyak spot foto buatan dan alami di sekitar Kawah Sikidang. Spot foto alami itu alamnya kawasan Kawah Sikidang, kalau spot foto buatan seperti tulisan, ayunan, gasibu mini, foto dengan burung hantu berlatar belakang Kawah Sikidang, dan lain-lain. Memang terlihat tidak rapi karena tiap spot tempatnya tersebar dengan desain beragam jadi terlihat merusak pemandangan alamnya. Ada juga area motorcross, wisatawan dapat menyewa motor di area tersebut bisa mengendarai sendiri, berboncengan dengan teman, atau meminta bantuan personil dari tempat penyewaan.

kawah-sikidang-kawasan-dieng
Kawasan Kawah Sikidang
Foto: dokumentasi pribadi

motorcross-dieng
Area Motorcross
foto: dokumentasi pribadi

sikidang-dieng-kawasan-bawah
Kawasan Kawah Sikidang Dilihat dari Spot Kawah Sikidang
Foto: dokumentasi pribadi

Banyak kios penjual oleh-oleh di pintu masuk dan keluar kawasan Kawah Sikidang, mereka menjual kaos, topi, camilan, Carica papaya, kentang, dan berbagai jenis oleh-oleh lainnya bahkan ada kios penjual kopi sekadar untuk tempat istirahat sebelum keluar dari kawasan Kawah Sikidang. Teman-teman bisa mengicip carica papaya dulu sebelum membeli untuk meyakinkan bahwa carica papaya tersebut masih enak dan tidak basi, tetap cek tangga kadaluarsa juga, ya.

Harga Carica papaya Rp10.000/bungkus isi 6 cup kecil tapi bisa ditawar di bawah harga tersebut. Bisa jadi antarkios berbeda harga akhir jadi teman-teman jangan saling iri satu sama lain, grup saya rata-rata saling 'iri' karena selisih harga tawar yang berbeda, haha.

Banyak pedagang kaki lima berjualan siomai, batagor dan bakso mini di dekat area parkir. Area parkir di kawasan Kawah Sikidang bisa memuat banyak bus, mobil dan motor. Kalau teman-teman membawa makan siang sendiri dan berencana makan di sekitar area parkir, saya sarankan lebih baik tetap makan dalam bus atau mobil karena tidak ada tempat bersih untuk menikmati makan siang. Kalau teman-teman mengendarai motor, usahakan cari tempat yang bersih agar teman-teman bisa menikmati makan siang dengan nyaman.

Komplek Candi Arjuna

candi-arjuna-komplek-dieng
Komplek Candi Arjuna
Foto: dokumentasi pribadi

Objek ke tiga yang kami kunjungi adalah Komplek Candi Arjuna, komplek candi ikonik Dieng. Area kompleknya bersih dan terawat jadi saya mohon agar teman-teman bisa merawat areanya dan tidak merusak properti jika berkunjung. Kain juga disediakan untuk pengunjung kenakan saat akan memasuki komplek Candi Arjuna, bayar secara sukarela. Fungsi kainnya juga sama seperti saat berkunjung ke Prambanan dan Borobudur.

Maaf sebelumnya jika informasi seputar candi sangat minim, saya tidak fokus mengeksplorasi. Saat kami berkunjung bersamaan dengan banyaknya rombongan wisatawan lain jadi kurang nyaman untuk mengekplorasi candi-candinya. Bisa teman-teman bayangkan area kompleknya kecil dipadati lebih dari 2 rombongan wisatawan sekaligus. Saya ingin foto candinya secara utuh satu per satu, eh, ada yang slonong foto-foto depan candi, haha, risiko padat wisatawan. Jadi saya hanya mengambil beberapa foto bagian atap candinya.

Jalan Masuk ke Komplek Candi Arjuna
Foto: dokumentasi pribadi

bangunan-candi-komplek-candi-arjuna
Foto: dokumentasi pribadi

ukiran-candi-di-dieng
Foto: dokumentasi pribadi

Saya sendiri takjub dan penasaran membayangkan dulu sepinya Dieng seperti apa saat candi-candi di komplek Candi Arjuna sedang dibangun, merinding karena kuatnya niatan mereka membangun tempat untuk para dewa bersemayam. Saya belum puas berkunjung di komplek Candi Arjuna. Ingin kembali lagi ke sini untuk mengeksplorasi lebih dalam lagi.

Wisata Air Panas D'Qiano

Objek terakhir yang kami kunjungi di Dieng adalah D'Qiano tempat relaksasi berenang dan berendam air panas. Pemandangannya jangan ditanya karena sangat indah, berendam air panas dan berenang dikelilingi pegunungan jadi berasa punya kolam renang resort pribadi, hehe.

Tiket masuknya Rp30.000/orang dan harga sewa gasibu Rp25.000/gasibu, maaf harga tiket masuk anak-anak saya lupa nanti teman-teman silakan cari informasinya di internet. Tidak terlalu padat wisatwan sampai seperti cendol, rombongannya datang dan pergi... beneran deh seperti kolam renang resort pribadi.

Ada empat kolam yang tersedia di D'Qiano yaitu kolam renang anak-anak, kolam renang air panas, kolam berendam air hangat, dan kolam berendam air panas (temperatur panasnya di atas temparatur kolam renang air panas jadi harap diperhatikan, ya). Air di kolam renang anak-anak itu dingin, air biasa jadi ya tetap membuat menggigil kalau lama berada di situ. Maaf foto kolamnya tidak saya ambil secara lengkap karena terkait privasi wisatawan lain.

kolam-renang-anak-anak
Kolam Renang Anak-anak
Foto: dokumentasi pribadi

wisata-air panas-dieng
Kolam Renang dan Kolam Berendam Air panas
Foto: dokumentasi pribadi

Bagus, ya, tempatnya dikelilingi pegunungan!

D'Qiano memiliki fasilitas lengkap ada kamar mandi, ruang ganti, kafetaria, lahan parkir luas, dan penginapan. Tempatnya bersih dan nyaman untuk dikunjungi. Kalau ingin menghabiskan waktu di sini jangan sampai terlalu sore karena kabut mulai tebal dan suhu sekitar juga semakin dingin. Semoga teman-teman ada kesempatan untuk berkunjung dan menikmati wisata air panas di sini, ya!

Pulang dari D'Qiano kami makan malam di rumah makan Harmoni. Makanannya enak, suasana juga nyaman dan bersih. Fasilitas toiletnya juga bersih. Selain rumah makan, masih di tempat yang sama ada toko oleh-oleh makanan dan minuman khas Dieng.

Saya membeli Carica papaya rasa blueberry kalau tidak salah ingat harganya Rp30.000/bungkus isi 4 cup besar (lupa saya foto) dan teh celup Teh Tambi harganya Rp13.000/box. Tehnya enak bagi saya walau sudah dingin tidak apak di mulut seperti teh pada umumnya, sayangnya Teh Tambi ini hanya  ada varian teh hitam.

teh-tambi-dieng-teh hitam
Foto: dokumentasi pribadi

Saya sertakan kartu nama pemilik rumah makan Harmoni siapa tahu suatu saat nanti berguna untuk teman-teman 👍

dieng-rumah makan-harmoni

Oh iya, untuk suhu siang hari di Dieng saat saya berkunjung tidak terlalu dingin untuk saya, lebih ke sejuk. Kalau teman-teman yang belum terbiasa dengan suhunya saya sarankan pakai jaket yang tidak terlalu tebal dan gunakan pelembab kulit/sunscreen.

Jangan kaget kalau nanti sepanjang jalan di Dieng teman-teman melihat pipa-pipa besar, pipa-pipa tersebut digunakan untuk mengalirkan uap panas. Di Dieng ada PLTU yang memanfaatkan panas bumi Dieng dimana uapnya diolah untuk sumber daya pembangkit listrik. Mereka memisahkan uap dan air agar keduanya bisa dimanfaatkan. Kalian bisa mendapatkan penjelasannya di teater Dieng.

Semoga kalian diberi kesempatan jalan-jalan ke Dieng dan ikut menyaksikan festival musik jazz dan budaya setempat. Jaga kesehatan kalian sebelum berkunjung dan jangan sungkan dengan perut sendiri kalau mau makan dan minum saat berkunjung karena suhu dingin membuat kita cepat lapar 😉. Jumpa lain waktu, ya!

Yuk, berangkat!



Speak Yourself
💜