Kampung Kali di Semarang

Hai, apa kabar Teman Jalan?. Semoga selalu sehat dan bahagia.

Lama tidak menulis blog, kali ini saya mau berbagi cerita pengalaman jalan-jalan sore sekitar Kampung Kali di Semarang. Sebenarnya sudah jalan-jalan pada 23 November 2019 tapi baru ada mood untuk menulis sekarang ini, menunggu mood membaik sampai bertahun-tahun, ya. Jujur, mood berantakan karena ada peserta yang mengejek story teller yang bagiku saat itu sudah berlebihan dan peserta itu sangat berisik. Mohon kalau Teman Jalan ikut tur atau kumpul komunitas jaga etika dan saling menghargai, ya, di manapun itu.

Mari kita jalan-jalan!

Kampung Kali

Story Teller Bersukaria Walk
foto: dokumentasi pribadi


Jamu Jago

Kantor Jamu Jago dibangun pada tahun 1951 selesai pada tahun 1953. Namun sebenarnya Jamu Jago sendiri sudah ada sejak tahun 1918 di Wonogiri yang dimulai oleh keluarga Suprana. Dikarenakan perkembangannya yang bagus maka mereka memutuskan untuk pindah ke Semarang pada tahun 1945. Pabrik Jamu Jago sendiri bukan di Kampung Kali tapi di daerah Banyumanik, bersebelahan dengan Museum Rekor Inonesia yang dimiliki oleh generasi ketiga Jamu Jago yaitu Jaya Suprana. 

Logo Jamu Jago sendiri sangat khas dan mudah diingat yaitu gambar ayam jago. Banyak varian produk Jamu Jago yang beredar, pastinya Teman Jalan mudah menemukannya. Salah satu produk jamu yang pernah saya konsumsi adalah obat jamu Snooze yaitu jamu untuk tidur lelap tapi jangan sering dikonsumsi, ya, konsumsinya jika diperlukan saja.

Jamu Jago
Foto: dokumentasi pribadi


Sarekat Islam

Ini nih salah satu tempat bersejarah di Semarang yaitu bangunan Sarekat Islam yang disingkat SI. SI ini dulunya bernama Sarekat Dagang Islam didirikan oleh Samanhudi, dkk. SI merupakan organisasi yang pertama kali hadir di Indonesia, tujuan pendiriannya untuk menentang kebijakan Belanda yang dinilai merugikan pedagang lokal. Bangunan ini merupakan pusat kegiatan SI dibangun pada tahun 1919 dengan cara gotong royong dan patungan serta dapat digunakan untuk kepentingan bersama utamanya untuk perjuangan kemerdekaan.

Saat saya berkunjung ke bangunan ini, ingatan saya terlempar pada waktu sekolah SD atau SMP yang mempelajari sejarah organisasi-organisasi penggerak di Indonesia salah satunya SI. Story teller juga bercerita ingin masuk menjadi story teller Bersukaria Walk karena ingin mengetahui tentang SI dan menemukan bangunan SI di Semarang.

Bangunan SI
Foto: dokumentasi pribadi


Pabrik Rokok di Semarang

Tidak hanya pabrik rokok lokal Peraoe Lajar saja yang terkenal di Semarang tetapi ada juga merk rokok lokal Beras Toeton (baca: Tuton). Pabrik ini sudah pindah ke Demak sedangkan kantor di sini sudah tidak digunakan lagi. Beras Tuton sendiri artinya adalah beras yang sudah dinutu/ditumbuk seperti yang terlihat pada gambar kemasan yaitu sesosok ibu yang sedang menubuk beras. Pemilihan gambar/logo pada kemasan rokok lokal biasanya berdasarkan pada target pasar mereka. Produsen memberi nama merk tersebut karena target pasar mereka adalah masyarakat pedesaan yang berprofesi sebagai petani dan berkebun.

Logo rokok lokal Beras Toeton
Foto: dokumentasi pribadi


Rumah Kantong

Ada salah satu rumah kuno yang menarik perhatian saya waktu ikut walking tour ini yaitu rumah yang berada di ujung gang/jalan dengan posisi 'ngantong'. Rumah rumah ini biasanya dimiliki oleh orang kaya dan tuan tanah pada masanya di kawasan tersebut. Masih ada bekas pagarnya juga, lho. Maaf untuk foto rumahnya tidak bisa saya tampilkan karena menjaga privasi pemilik rumah.


Bekas pagar Rumah Kantong
Foto: dokumentasi pribadi


Saya juga berkunjung di kelenteng yang ada di kawasan Kampung Kali, ada tulisan di gerbangnya yang menarik perhatian saya yang dapat menjadi pelajaran hidup. Saya bagi untuk Teman Jalan juga:

Gerbang Kelenteng di Kawasan Kampung Kali
Foto: dokumentasi pribadi


Banyak tempat bersejarah di kawasan Kampung Kali bahkan saya tidak menduga dengan 'blusukan' bisa mendapatkan pelajaran hidup di sebuah kelenteng. Jalan-jalan yang sangat bermanfaat. Tidak ada salahnya Teman Jalan ikut walking tour bersama Bersukaria Walk Semarang, Semarang tidak hanya Lawang Sewu dan Kota Lama saja, lho, masih banyak lokasi seru yang patut dikunjungi untuk mengulik Kota Semarang.


Sampai jumpa di rute lainnya!
Yuk, jalan!


Speak Yourself
💜


Komentar

  1. Sangat luar biasa benar benar bermanfaat,untuk pengetahuan sejarah semarang tercinta....😘❤️👍

    BalasHapus
  2. "Siapa yang dapat mengenal diri sendiri ialah bijaksana", selain penuh pengetahuan artikel ini juga bermuatan pesan moral yang sangat menginspirasi sekali 😊💕

    BalasHapus

Posting Komentar