Belajar dan Bermain di Desa Bahasa Borobudur
Hi, Teman Jalan!
Minggu, 23 Februari 2020, yup! pada hari yang sama setelah ngopi di Pawon Coffee Luwak, saya berkunjung ke Desa Bahasa Borobudur. Desa Bahasa Borobudur ini terkenal dengan tempat pelatihan Bahasa Inggris tanpa papan tulis, memang bisa? Bisa, banyak cara untuk belajar bahasa Inggris.
Teman Jalan ingin tahu keseruan saya berkunjung di Desa Bahasa Borobudur? Yuk, jalan!
DESA BAHASA BOROBUDUR
Desa Bahasa Borobudur foto: dokumentasi pribadi |
Di sini tidak ada kelas karena semua tempat adalah ruang belajar, selain tutor semua bisa menjadi guru karena di sini semua orang wajib berbahasa Inggris, dan waktu kegiatan dari pagi sampai sore sebagai jam belajar. Bagi peserta pelatihan Bahasa Inggris tidak boleh membawa gawai saat kegiatan sedang berlangsung, semua gawai dititipkan pada tutor dan akan dikembalikan saat kegiatan selesai di sore hari. Hal itu dilakukan agar peserta bisa fokus, aktif bergerak, dan aktif berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Teman Jalan yang suka foto-foto ya harap bersabar.
Di dalam area Desa Bahasa Borobudur banyak fasilitas yang disediakan untuk wisatawan contohnya homestay, taman kelinci, spot olahraga panahan, spot foto, toko oleh-oleh, dan sebagainya.
Wisata Taman Kelinci foto: dokumentasi pribadi |
Saya dan teman-teman berkunjung dengan membeli paket edutainment sebesar Rp80.000 sudah termasuk makan siang juga. Setelah sharing dengan Mr. Madu, hehe, maksudnya Mr. Hani (eng Honey= madu) mulai dari pengalaman masa kecil beliau sampai mendirikan Desa Bahasa Borobudur, teman-teman dari Desa Bahasa Borobudur menghibur kami dengan atraksi panggung contohnya pertunjukan musik dan sulap. Tidak hanya itu, mereka mengajak kami bermain intinya kami tidak boleh berdiam diri saja tapi harus aktif 👍 Ngomong-ngomong, wajahnya Mr. Hani mirip Bruno Mars 😁
Mr. Hani punya selera humor juga lho. Beliau bercerita tentang masa kecilnya saat SD berjualan kartu pos di Candi Borobudur, beliau menawarkan kartu posnya pada turis asing di sana dengan bahasa Inggris yang sangat terbatas. Beliau dengan lantang menawarkannya sambil berkata "buy me! buy me!", beliau tertawa mengingat keterbatasan bahasa Inggris yang dimilikinya saat SD, kami juga tertawa mendengar cerita beliau 😂. Dari peristiwa itu beliau memacu dirinya untuk tekun belajar bahasa Inggris, patutu dicontoh nih Teman Jalan.
Mr. Hani Sutrisno, Founder Desa Bahasa Borobudur foto: dokumentasi pribadi |
Tutor dan semua teman-teman yang ada di Desa Bahasa Borobudur adalah warga sekitar Desa Ngargogondo. Mereka awalnya belajar lalu setelah cukup pengalamannya, mereka menjadi tutor. Sistem Desa Bahasa Borobudur ini berbasis komunitas, berasal dari warga dan untuk warga. Siapapun warga Desa Ngargogondo mendapatkan pelatihan bahasa Inggris secara gratis dan memanfatkan rumah mereka menjadi homestay bagi para peserta pelatihan bahasa Inggris di Desa Bahasa Borobudur. Mantap!
Desa Bahasa Borobudur punya fasilitas penginapan bernama Homestay Halal. Walau berada di desa, fasilitas kamarnya tidak kalah dengan homestay di perkotaan. Cocok untuk Teman Jalan yang ingin merasakan suasana dan udara sejuk desa, lokasinya dekat dengan Candi Borobudur jadi Teman Jalan tidak kesulitan jika ingin berkunjung ke Candi Borobudur menikmati momen sunrise atau sekadar jalan-jalan di Candi Borobudur.
Teman Jalan juga bisa bermain angklung bersama teman-teman seperti di Saung Angklung Udjo. Saya sempat bertanya kepada salah satu tutor, mengapa memilih angklung? Alasannya karena perangkat gamelan mahal dan banyak desa yang sudah memakai gamelan sebagai bagian dari pertunjukan hiburan mereka. Alasan lainnya adalah angklung mudah dimainkan secara bersama-sama, mudah ditemukan, dan ada keunikan sendiri untuk Desa Bahasa Borobudur.
Angklung foto: dokumentasi pribadi |
Bermain Angklung foto: dokumentasi pribadi |
Teman Jalan tidak perlu takut untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris karena mereka akan membantu untuk memperbaiki. Teman Jalan salah kata-kata, mari tertawa bersama-sama! 😂 Jangan takut salah 👍Ganti pola pikir Teman Jalan dengan "mulut untuk berbicara dan telinga untuk mendengar".
Ngomong-ngomong, saya dapat hadiah udeng (ikat kepala) batik karena berani maju dalam permainan mengingat 16 tenses dalam waktu singkat. Setelah diajarkan, saya cuma bisa menertawakan diri sendiri karena selama ini saya kesulitan untuk mengingat 16 tenses lalu dalam waktu singkat bisa mengingatnya dengan metode listen and repeat. It was and always fun!
Info lebih lanjut mengenai pelatihan bahasa Inggris dapat diakses di Desa Bahasa Borobudur. Selamat cas-cis-cus!
Are you ready? Yes, I am ready!
Speak Yourself
💜